Social Icons

Pages

Selasa, 08 November 2016

Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Struktur dan Komunikasi Organisasi


Pendahuluan
Kehadiran dan perkembangan teknologi informasi (TI) selama lebih dari 25 tahun terakhir telah merubah perekonomian dunia dari ekonomi industri menuju ekonomi informasi. Jaman baru kehidupan manusia telah dimulai dengan revolusi di bidang informasi sehingga faktor informasi menjadi pendorong penciptaan kekayaan dan kemakmuran. Di dalam perekonomian yang demikian, organisasi saling bersaing dengan kemampuan di dalam memperoleh, memanipulasi, menginterprestasi, dan menggunakan informasi secara efektif.
Para pengguna media elektronik percaya bahwa teknologi informasi (TI) telah menyebabkan komunikasi berlangsung efisien hingga meningkatkan produktivitas organisasi dan individu. Namun tak sedikit yang beranggapan, teknologi informasi dapat mengurangi sensitivitas organisasi dan anggotanya terhadap lingkungannya sehingga justru menjadi teknologi pengganggu (disruptive technology) yang mengakibatkan kegagalan perusahaan. Namun, disadari atau tidak disadari, teknologi informasi telah merubah cara berkomunikasi manusia baik dilingkungan organisasi maupun lingkungan sosial lainnya.
Teknologi Informasi juga mengubah cara kerja manusia, cara memproduksi, cara mengkoordinasi, cara berpikir dan perubahan-perubahan besar telah terjadi melalui pemanfaatan teknologi informasi di dalam berbagai sistem bisnis dan organisasi. Lingkungan bisnis yang berubah dengan pesat sebagian besar disebabkan oleh penemuan dan implementasi teknologi informasi. Kehadiran  teknologi informasi membuat dunia semakin tidak mengenal batas antar negara dengan negara lainnya (borderless). Dalam hal ini teknologi informasi telah mengaburkan batas-batas organisasi, pasar, dan masyarakat, mempersingkat batasan ruang dan waktu, serta menyederhanakan kompleksitas. Dengan perubahan tersebut, struktur dan budaya organisai juga disesuaikan untuk meningkatakn efektifitas dan efisiensi dalam setiap proses bisnis yang pada ahirnya akan menghasilkan budaya dan struktur organisasi baru yang lebih efektif dan efisien.


Dampak Teknologi Informasi terhadap Lingkungan Bisnis
Teknologi Informasi telah mampu mengubah lingkungan bisnis menjadi dinamis dan bergerak cepat. Interaksi dengan perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan transformasi bisnis dan organisasi. Berbagai studi dan penelitan telah menghasilkan rerangka untuk menjadi pedoman bagi bisnis dalam menyikapi dengan sebaik-baiknya teknologi tersebut.
Hammer dan Champy (1993), pencetus Bussiness Process Reengineering (BPR) menegaskan bahwa teknologi informasi merupakan enabler yang tidak mungkin diabaikan oleh perusahaan yang akan menjalankan Bussiness Process Reengineering. Hammer dalam buku terbarunya bahkan mensinyalir bahwa lebih dari 90 persen perusahaan yang Bussiness Process Reengineering-nya tidak berhasil disebabkan oleh kesalahan tidak mengimplementasikan teknologi informasi sebagai enabler.
Jika diamati sejarah perkembangan organisasi, perkembangan teknologi informasi telah pula membawa perubahan secara pasti terhadap organisai. Tahun 1970-an kita mengenal organisasi yang berbentuk vertikal yang sangat sentralistis, terstruktur dan mengarah kepada pendekatan top-down. Tahun 1980-an, banyaknya kegiatan menuntut keterlibatan yang lebih luas dari unsur-unsur organisasi yang tidak ditampung oleh organisasi vertikal. Muncullah struktur matriks, lalu berkembang organisasi berbentuk horizontal dan jejaring dengan variasi menuju ke bentuk virtual dengan fokus pada pemberdayaan personilnya.
Studi mengenai teknologi informasi yang cukup banyak dilakukan adalah akibat teknologi tersebut pada organisasi. Pakar manajemen Peter F. Drucker membandingkan perubahan organisasi dengan kontinum organisasi tahun 1870 dengan organisasi masa depan. Perusahaan yang sekarang ini mulai muncul diorganisir di sekitar sebuah kerangka : informasi, keduanya merupakan sistem pengintegrasian dan artikulasinya (Drucker, 1995).
Kreitner dan Kinicki (2011) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses pertukaran informasi antara pengirim ke penerima, dan proses penyamaan persepsi antara individu yang terlibat. Efektifitas dan efisiensi adalah hal yang sangat penting dalam proses komunikasi, dan kedua hal ini jugalah yang menjadi pertimbangan bagi individu yang terlibat dalam komunikasi sehingga suatu metode komunikasi diulang dan menjadi kebiasaan yang pada ahirnya akan menjadi budaya.
Alur komunikasi diera teknologi informasi juga kian berubah dari masa-masa sebelumnya. Hal ini tidak lepas dari pengaruh perubahan struktur organisasi sehingga komunikasi organisasi menjadi lebih efektif dan efisien. Metode dan media komunikasi yang semakin kompleks juga menjadi pendorong parubahan metode komunikasi organisasi yang selalu menuntut efektifitas dan efisiensi.
Bussiness Process Reengineering
Banyak yang tidak menyadari bahwa BPR tersebut merupakan akibat dari perkembangan teknologi informasi (Hammer dan Champy, 1993). Pengamatan yang dilakukan oleh Nolan dan Croson (1995) bahwa akibat perkembangan teknologi informasi akan terjadi transformasi organisasi secara besar-besaran yaitu suatu penghancuran kreatif entitas yang tua, hirarkis, dan fungsional dengan penggantinya, yaitu jaringan yang baru, fleksibel, dan dimampukan oleh teknologi industri.
Reengineering merupakan pemikiran kembali dan perancangan kembali secara lengkap terhadap proses bisnis yang fundamentalis untuk memperbaiki kualitas produk dan jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan mempersingkat aliran-aliran proses-proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dengan menggunakan teknologi informasi. Teknologi informasi adalah faktor kritis dalam reengineering sistem-sistem dalam perusahan.
Hammer dan Champy mengemukakan empat elemen sebagai prinsip-prinsip reengineering, yaitu orientasi, ambisi, pengubahan peraturan, dan penggunaan secara kreatif teknologi informasi. Prinsip ambisi dan pengubahan peraturan bukanlah sesuatu yang baru dalam inovasi manajemen. Prinsip orientasi pada proses dan penggunaan teknologi informasi merupakan gagasan yang relatif baru dalam pembentukan struktur organisasi. Dekomposisi bisnis dengan proses-proses yang cross-functional merupakan aspek penting dan reengineering dan mempunyai pengaruh besar terhadap struktur organisasi dan pengembangan sistem informasi.
Teknologi informasi informasi berperan sebagai katalisator untuk pembentukan dan penyusunan kembali organisasi. Sebelumnya, teknologi informasi pada dasarnya melaksanakan struktur-struktur dan peraturan-peraturan bisnis yang ada, sehingga hanya memainkan peran yang pasif memperkuat struktur bisnis yang ada. Dalam reengineering, teknologi informasi berperan aktif sebagai agen perubahan secara dramatis untuk memperoleh perbaikan yang radikal pada kinerja organisasi, baik dalam kualitas, biaya, pelayanan, dan kecepatan.
Perencanaan strategis bisnis harus dibentuk dengan mempertimbangkan teknologi informasi sehingga teknologi informasi mampu menjadi salah satu keunggulan kompetitif dalam perencanaan strategis. Reengineering membutuhkan penggunaan secara kreatif teknologi informasi. Reengineering akan sulit dilaksanakan jika tanpa memanfaatkan kemampuan teknologi informasi secara maksimal.
Permasalahan dalam struktur organisasi perusahaan
Realita yang harus dihadapi oleh organisasi adalah bahwa penyelenggaraan bisnis dengan cara yang lama dan terus menerus sudah tidak mampu lagi menghadapi perubahan yang ada. Dalam lingkungan sekarang ini tidak ada yang konstan atau dapat disamakan, baik mengenai masalah pertumbuhan pasar, permintaan konsumen, siklus hidup produk, laju pertumbuhan teknologi, dan sebagainya. Ada 3 kekuatan yang berperan besar dalam perubahan tersebut baik secara terpisah maupun kombinasi dari ketiganya, yang tidak dapat diprediksi oleh eksekutif sehingga perubahan menjadi satu hal yang wajib bagi dunia bisnis. Ketiga kekuatan tersebut adalah pelanggan (customer), pesaing (competitors), dan perubahan (change). Pemenuhan pesanan dimulai saat seorang pelanggan menaruh pesanan, dan berakhir saat barang-barang disampaikan, termasuk segala sesuatu yang ada diantara keduanya, sehingga bukan produk melainkan proses penciptaan produk yang membawakan keberhasilan jangka panjang perusahaan.
Struktur organisasi modern ditandai dengan adanya struktur tim kerja, dimana tim secara permanen maupun sementara membentuk hubungan lateral dan memecahkan masalah seluruh organisasi, ataupun membentuk cross functional team yang terdiri dari anggota-anggota dari departemen fungsional yang berbeda untuk memecahkan masalah-masalah dan meperluas kesempatan. Dan yang terakhir adalah pembentukan network organization yang merupakan suatu struktur organisasi yang baru tersebut diharapakan dapat merubah pola perilaku individual untuk semua level organisasi dalam hal :
§  Komunikasi yang lebih terbuka
§  Kerja sama yang baik
§  Bertanggung jawab
§  Mempertahankan cara pandang/filosofi organisasi
§  Memecahkan masalah secara lebih efektif
§  Memberikan dukungnan dan cepat tanggap terhadap situasi dan kondisi yang ada
§  Adanya interaksi yang baik
§  Adanya kemauan untuk mencoba
§  Berpartisipasi
§  Memperkenalkan aliran informasi
§  Pengembangan-pengembangan lain.
§  Karakteristik organisasi yang efektif
Organisasi yang sukses di masa depan adalah yang mampu mendelegasikan proses pembuatan keputusan kepada karyawan di bawahnya dan adanya minimisasi kegiatan pengawasan, karena pengawasan tersebut melekat pada diri karyawan. Tenaga kerja yang semula dipandang sebagai salah satu faktor produksi yang perlu diefisienkan penggunaannya, sehingga perlu dilaksanakan konsep penugasan fraksional, telah bergeser menjadi suatu sistem produksi yang sistim kerjanya dirancang sedemikian rupa serta memperlakukan dan mengakui seluruh dimensi kemanusiaan tenaga kerja tersebut.
Tenaga kerja adalah mitra kerja pemilik perusahaan, dan para pimpinan adalah orang yang paling berpengaruh dalam mencapai visi bisnis jangka panjang. Tanpa adanya kerja sama yang saling menguntungkan antara pemilik, tenaga kerja, dan pemimpin, maka tidak akan tercapai produksi untuk kemakmuran bersama. Manajer harus mengerti penyempurnaan, mengerti tenaga kerja, dan mengerti produk. Sedang lingkungan organisasi harus berperan sebagai pemberi arah dan petunjuk bagi pelaksanaan sistem produksi tersebut.
Organisasi yang efektif adalah yang tidak birokratis, sehingga lebih fleksibel dan dapat bergerak lebih cepat. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain :
§  Minimisasi hirarki organisasi sehingga jarak antara pemimpin puncak dengan karyawan lebih pendek, yaitu dengan mengurangi middle management. Hal ini akan mempermudah komunikasi langsung pimpinan dengan karyawan sehingga tercapai kepercayaan antara pimpinan dengan karyawan dan antar karyawan itu sendiri.
§  Mengurangi pengawasan, dengan memberikan tugas tersebut secara langsung kepada para karyawan, sehingga karyawan perlu dilatih baik keterampilan maupun mentalnya untuk dapat merumuskan permasalahan secara sistematis dan sederhana, serta mampu memecahkan masalah dengan tenang.
§  Menggunakan tim kerja yang mampu bekerja secara mandiri, dan diberi tanggung hawab penuh untuk memberikan pelayanan kepada konsumen dan bertanggung jawab dalam perancangan dan pembuatan produk. Karyawan juga perlu diberi kekuasaan untuk melakukan kreasinya dan bebas mengatur tugasnya dalam tim. Selain itu karyawan perlu diberikan pelatihan silang sehingga ada suasana saling melatih antar anggota tim tersebut.
Pengaruh teknologi terhadap kreativitas
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi kini telah menjadi kebutuhan individu, organisasi maupun dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan Teknologi Informasi Perusahaan dilakukan secara bertahap yang disesuaikan dengan kekuatan sumber daya yang dimiliki yang ahirnya akan membentuk satu sistem informasi yang menyeluruh. Dalam penerapannya rencana strategis Teknologi Informasi senantiasa diselaraskan dengan Rencana Perusahaan, agar setiap penerapan Teknologi Informasi dapat memberikan nilai bagi Perusahaan.
Departemen IT sering kali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen yang hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang, hal inilah yang kadang menjadi problematika tersendiri bagi departemen IT di perusahaan. Terkadang banyak perusahaan memandang sebelah mata akan peran IT dalam menunjang proses bisnis di Perusahaan tersebut, memang belum banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar IT berperan atau ikut andil dalam memajukan perusahaan.
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja.
Sistem Informasi secara umum mempunyai beberapa peranan dalam perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1.            Minimize risk
Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar control perusahaan.. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.
2.            Reduce costs
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:
·         Eleminasi proces
Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
·         Simplifikasi proces
Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order.
·         Integrasi proces
Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
·         Otomatisasi proces
Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi.
3.            Add Value
Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.
4.            Create new realities
Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan e-commercee-procuremente-customere-loyalty, dan lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
Bagi beberapa perusahaan, sebuah strategi IT tidak selalu pada kasus yang formal. Walaupun dinamakan perencanaan Sistem Informasi (IS) “Strategic”, arsitektur aplikasi, data, teknologi dan proses manajemen IS, yang terdiri dari standar pengembangan dan pelaporan, semuanya disajikan dengan rencana, proses dan kebutuhan dari bisnis yang ada saat ini. Tidak ada acuan atau philosofi untuk kegunaan teknologi di perusahaan dan tidak terkesan adanya aturan yang signifikan dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif, menguntungkan dan dapat dikerjakan dengan mudah.
Dalam lingkungan konvensional, hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan manfaat penggunaan IT dikembangkan melalui beberapa lapisan; dari perencanaan, analisa dan perancangan. Dapat dipahami bila pada ligkungan seperti ini IT memiliki pengaruh yang kecil terhadap strategi kompetitif perusahaan. Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan IT di lingkungan bisnis, semakin terlihat tidak ada lagi pemisahan antara IT dan Strategi kompetitif perusahaan, karena semua strategi kompetitif harus memiliki IT sama halnya dengan memiliki marketing, produsen dan keuangan.
Strategi IT membantu manager untuk mendefinisikan batasan pembuatan keputusan untuk tindakan berikutnya, tapi menghentikan dengan singkat dalam menentukan tindakan untuk dirinya sendiri. Hal ini merupakan perbedaan mendasar antara Strategi IT dan perencanaan IT. Strategi IT merupakan kumpulan prioritas yang menguasai pembuatan keputusan bagi user dan proses data profesional. Hal itu merupakan bentuk aturan framework untuk kegunaan IT dalam perusahaan, dan menjelaskan bagaimana seorang eksekutif senior pada perusahaan akan berhubungan pada infrastruktur IT. Perencanaan IT pada hal lain, memfokuskan pada pelaksanaan dari Strategi IT.
Perencanaan Strategis Sistem Informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen dan menolong untuk memaksimalkan hasil dari investasi pada bidang teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang dibuat berdasarkan Perancangan Startegis Sistem Informasi yang baik, akan membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rencana bisnisnya dan merealisasikan pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini, penerapan dari teknologi informasi untuk menentukan strategi perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan performa bisnis.
Strategi TI diperlukan untuk:
1.         Pengetahuan mengenai teknologi baru
2.         Dilibatkan dalam perencanaan taktis dan strategis
3.         Dibahas dalam diskusi perusahaan
4.         Memahami kelebihan dan kekurangan teknologi
Dengan semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka menuntut manajemen SI/TI untuk menghasilkan Sistem Informasi yang layak dan mendukung kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen SI/TI. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya Perancangan Strategis Sistem Informasi untuk memenuhi tuntutan menghasilkan SI yang mendukung kegiatan bisnis suatu organisasi. Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia bisnis, peningkatan Perencanaan Strategis Sistem Informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen SI/TI.
Organisasi/perusahaan dituntut untuk mengaplikasikan teknologi bukan hanya untuk menjaga eksistensi bisnisnya melainkan juga untuk menciptakan peluang dalam persaingan. Pemahaman mengenai peran pengembangan teknologi dan sistem informasi diperlukan untuk mengelola teknologi dan sistem informasi dalam organisasi itu sendiri.
IT mendukung perusahaan/organisasi di level :
§    Strategik : Relevan dengan target pencapaian jangka panjang dan bisnis secara keseluruhan
§    Taktis : Diperlukan untuk mencapai rencana dan tujuan strategis dalam rangka melakukan perubahan menuju sukses
§    Operasional : Proses dan aksi yang harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga kinerja
Pengaruh teknologi informasi terhadap komunikasi organisasi
Kita menyadari, kehadiran teknologi informasi telah mengurangi intensita statap muka yang terjadi dalam organisasi. Padahal interaksi seperti itu dapat mengambil 40% dari satu hari kerja manajer. Goldhaber, ahli komunikasi organisasi, juga mengungkapkan bahwa anggota organisasi biasanya menyampaikan keinginan untuk berinteraksi lebih banyak melalui tatap muka walau membawa risiko bekerja tak efisien. Apakah, dengan demikian, berarti komunikasi organisasi yang baik menjadi semakin asosial?
O` Connell dalam penelitiannya memberikan enam hipotesis yang berhubungandengan peranan teknologi dan pengaruhnya dalam komunikasi organisasi:
1.      Kesempatan untuk hubungan tatap muka akan hilang dan informasiberdasarkan isyarat nonverbal berkurang. Akibatnya, kesempatan berbagi informasi secara acak dan spontan berkurang pula. Para manajer harus menyusun kerja dan relasi untuk menyediakan kesempatan tatap muka yang lebih banyak (melalui teks dan simbol).
2.      Akan lebih banyak pesan-pesan informal dan memotong hierarki karenapembenaran terhadap format baru yang muncul sebagai proses alamiah jaringanelektronik. Struktur organisasi dan alur informasi formal akan didefinisiulang.
3.      Dampak saluran berarti bahwa pesan-pesan berdampak dan bernilai akanmenurun. Data digital dengan konteks dan interpretasi minim adalahaturannya. Akibatnya, pengambilan keputusan akan terganggu daripadaterbantu. Ketidakjelasan dalam menginterpretasi informasi akan meningkat dankualitas keputusan menurun karena kurangnya pemahaman konteks dan nilaiorganisasi. Organisasi harus bekerja lebih keras dalam mengkomunikasikansejarah dan nilai-nilai organisasi. Para manajer harus mencari cara baruuntuk mengkomunikasikan komponen afektif dari pesan-pesan. Gaya pengambilankeputusan yang baru dan lebih baik juga perlu.
4.      Kepercayaan akan mempunyai peranan yang berbeda dalam komunikasi.Kepercayaan akan muncul seiring dengan kebersamaan pengalaman, nilai-nilai,memberi dan menerima dan sebagai hasil komunikasi antarmanusia. Hadirnyasatelit, e-mail, dan jaringan komunikasi elektronik lainnya dapat mengurangidimensi kepercayaan yang selama ini kita telah terbiasa. Jaringan komunikasibaru dapat saja menggantikan peranan ini.
5.      Komputerisasi menghadapkan pada disiplin untuk berpikir linear. Dataterproses dalam kerangka kecepatan sesuai kemajuan perangkat teknologi.Sebagai konsekuensinya, manusia menjadi tak sabar dan rasa toleransi berkurang terhadap gaya individu berkomunikasi. Organisasi dapat pulamenjadi berkurang toleransinya terhadap pegawai yang tidak berpikir atauberanggapan dalam mode linear. Mereka harus mencari cara untuk mendukung danmelindungi pemikiran serta komunikasi yang bersifat nonlinear.
6.      Harapan akan kinerja adalah berdasar pada kondisi machine driven. Denganpenyesuaian kita terhadap kecepatan dan ketepatan komputer, kita mungkinmengharap para pegawai mempunyai kualitas dan menghasilkan dengan cara yangmirip. Para pegawai dalam organisasi dapat menganggap permintaan ini sebagaihal yang tak manusiawi dan memaksa. Serikat kerja dapat mengangkatlingkungan kerja seperti itu sebagai persoalan. Maka organisasi harusmendefinisikan dan menggunakan standar kinerja yang sesuai dengan kondisibaru.
Semakin majunya teknologi inovasi yang ada, maka semakin banyak konsekuensi yang muncul --sebagian diharapkan namun sebagian juga tidak disengaja atau tersembunyi. Namun, perlu diingat pula bahwa inovasi tetap penting untuk dilaksanakan oleh organisasi. Memang biasanya suatu terobosan atau diterapkannya teknologi yang 'mengganggu' pasti akan ditolak saat pertama kali diperkenalkan oleh individu yang tak bisa memanfaatkan (Brown, Christensen).
Dengan adanya dampak negatif dan positif dari kehadiran TI bagi komunikasi keorganisasian seharusnya semakin membuat organisasi berpikir bagaimana dampak negatif dieliminasi sedangkan dampak positif dimanfaatkan. Para ahli komunikasi menjelaskan bahwa perbedaan antara komunikasi berbasis komputer dan komunikasi tatap muka lebih banyak berhubungan dengan waktu yang tersedia bagi perkembangan hubungan dibanding dengan karakteristik manusia. Jadi, pada prinsipnya tergantung pada kemampuan manusia mengelola TI bagi prestasi kerja dan hubungan sosialnya. Bisa jadi bila seseorang berinteraksi dalam kurun waktu yang cukup lama, maka karakteristik dari komunikasi berbasis komputer tersebut menjadi interpersonal daripada impersonal dan terdapatnya sedikit perbedaan antara komunikasi berbasis komputer dengan tatap muka.
Berdasarkan teori kekayaan media atau pilihan rasional menganjurkan agar manusia memilih media komunikasi berdasar kekayaan yang melekat pada medium dan bagaimana tingkatan kekayaan tersebut sesuai dengan kejadian komunikasiyang berlangsung saat itu.
Trevino, Lengel, dan Daft (1987) mengungkapkan bahwa manajer yang efektif adalah mereka yang lebih maju dan berhasil dalam organisasi, sangat cocok dalam menyesuaikan medium yang tepat dengan situasi yang dihadapi. Dengan kata lain, manajer tersebut pasti sudah memahami saat yang tepat apakah memilih media rich atau lean yang disesuaikan dengan situasi. Ide pokoknya adalah menyesuaikan dengan tepat tingkat kekayaan medium dengan tugas komunikasi sehingga diharapkan menghasilkan komunikasi efektif.
Penutup
Beberapa pendapat pengamat dan pakar yang juga dikuatkan dengan hasil studi empiris mengenai dampak teknologi informasi terhadap organisasi dan keunggulan bersaing menyatakan bahwa sedang dan akan terjadi transformasi organisasi dari hirarkis fungsional menjadi jaringan yang dimampukan oleh teknologi informasi.
Menghadapi era persaingan industri yang hyper-competitive dengan berbagai kondisi yang tidak pasti dan sulit diramalkan, organiasi harus bersifat dinamis, fleksibel, dan cekatan. Kondisi yang sulit diramalkan ini membuat organisasi harus membuat berbagai perubahan untuk memenangkan persaingan, baik perubahan-perubahan dan perbaikan kecil dan terus-menerus, maupun perubahan besar, radikal, dan menyeluruh yang kita kenal dengan Business Process Reengineering, dimana dalam BPR ini manajer madya harus dikurangi karena menghambat hubungan antara top management dan karyawan pelaksana yang menghasilkan struktur baru dalam organisasi. Berbagai perubahan yang disebabkan oleh kegiatan reengineering, terutama yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan struktur organisasinya antara lain :
§  Unit kerja, dari departemen fungsional ke kelompok proses.
§  Tugas, dari tugas-tugas sederhana ke pekerjaan yang multi dimensional.
§  Peran manusia, yang semula adalah dikontrol menjadi diberi wewenang.
§  Persiapan kerja, dari pelatihan menjadi pendidikan.
§  Fokus pengukuran kerja dan kompensasi, dari penilaian aktivitas ke penilaian hasil.
§  Manajer, yang semula penyedia menjadi pelatih.
§  Eksekutif, dari pencatat angka menjadi pemimpin.
§  Kriteria pengembangan, yang semula unjuk kerja menjadi kemampuan.
§  Struktur organisasi, dari hirarkis-piramida menjadi datar (flat).
Khusus untuk perubahan struktur organisasi tersebut kini telah berkembangan menjadi struktur organisasi yang shamerock, yaitu dengan pembentukan network organization yang memaksimumkan perlunya komunikasi dan keterbukaan, sehingga organisasi benar-benar dapat dikelola secara profesional sebagai senjata ampuh dalam memenangkan persaingan.
Secara perlahan pergerakan komunikasi organisasi perusahaan dari tatap muka menjadi komunikasi yang berabasis kumputer akan semakin cepat. Organisasi akan semakin asosial dimana interaksi antar manusia semakin sedikit dan kemampuan berkomunikasi dengan cara tersebut juga semakin dilatih untuk meningkatkan efisiensi waktu. Hal ini juga akan membentuk suatu lingkungan baru dimana sebagian besar kegiatan bisnis akan dilakukan secara maya dan bukan tidak mungkin, dengan memanfaatkan teknologi informasi, satu organisasi akan berbentuk maya dan seolah tidak pernah nyata karena semua kegiatan dilakukan melalui internet dan jaringan komunikasi maya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Setiap kegiatan bisnis akan diusahakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga interaksi langsung/tatap muka semakin sedikit dan dihilangkan jika memungkinkan karena proses tatap muka tersebut dianggap tidak efisien dalam penggunaan waktu.


Daftar Pustaka
[1]         Drucker, Peter F., The Information Executives Trully Needs, Harvard Bussiness Review, January-February, 1995.
[2]         Hammer, Michael, and James Champy, Reengineering the Corporation : A Manifesto for Bussiness Revolution, Harper Collins Publishers, New York, 1993.
[3]         Nolan, Richard L., and Davis C. Croson, Creative Destruction : A Six Stage Process for Transformation n the Organization, Harvard Bussiness School Press, Boston, MA, `1995.
[4]         Poesposoetjipto, Shanti L, Teknologi Informasi dan Interakasinya Dengan Dunia Bisnis : Makalah Seminar Sehari Perkembangan Teknologi Informasi dan Interaksinya dengan Lingkungan Bisnis, STIE “YO”, Yogyakarta, Mei, 1996.
Kreitner, Robert, and Angelo Kinicki, Organization Behanior, mcGraw Hill, Singapore, 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates